Senin, 05 Desember 2016

An Open Letter For Everyone Who When i Lost the Person I love the Most, Told me it was " HIS LOSS"



Dear Everyone,
The person I love most in the entire world has left me. Gone. Vanished. And the real kicker here folks—he left by choice. You all know this and yet you still say it’s “his loss.” As if that is supposed to make me feel better, console me; make me the “bigger person.” It does none of the above because the truth of the matter is: I have experienced a loss.

Losses and wins involve points, am I correct? Let’s think about the situation and see where the points should be awarded. Are we all in agreement that the loss goes to the person with the least amount of points? Good. Let’s begin:

Since it was his choice to leave me, and I had no say in the matter—actually I wasn’t even warned it was coming (or going, as was the case), or given the opportunity to work on things or speak with a third party—I’d say that’s 1 point him, 0 points me.

I cried so much for the first few weeks that I thought I would get dehydrated from all the water loss. I cried at any moment I could get alone, and around people with whom I felt comfortable. After a while, I started to feel “comfortable” crying around anyone. Subtlety was not something I was practicing at this time. I bet he cried, too. I hope he cried. I guess we’ll put that as 0 points for both of us.

I had no appetite. I almost stopped eating all together. My mind was so wrapped up in processing the situation that eating wasn’t a priority. Therefore, I lost a lot of weight. Shit. That’s a point for me. I bet he lost weight too, but that’s not cool for guys, right? 0 for him.

HE STOPPED LOVING ME. 1 point him, 0 for me.

Everything I own has his memory attached to it. We were together for almost a year and were planning a wedding and a future; that song where it says Nothing else will do, I gotta have you; the love notes he wrote me; I thought about getting rid of things or at least putting them away for a while, but I realized that the strongest memories were the ones in my head. There was no way to throw those out. I bet he thought of me sometimes, but without love attached to it. 1 more point for him.

He told me we should stop communicating. We wouldn’t see each other because we were living in different towns at the time anyway. There were no phone calls unless I was the one who rang. The person I shared every last detail of my life with, and who did the same with me, suddenly didn’t care anymore. I was left to write my thoughts, cry my thoughts, and be with my thoughts alone. 1 point him, 0 me.

I HAVE SEARCHED FOR A WEDDING DRESS FOR US ! 1 point him, 0 for me.

Let’s see where we’re at so far. 4 points him, 1 point me. That looks to be a little in his favor, wouldn’t you say? Looks like a loss is coming my way.

When I see other couples holding hands, when I turn on sports, when I hear his name, when I dream of his touch, when I get another invitation to a fucking wedding, I am jolted with a pain that knocks me off my feet for a bit. It’s an empty hole in my body that feels bottomless some days, and will never be filled. 0 points for me, 1 for him.

Waking up in the mornings has hurt since the day he left me. I’ve never really been a morning person, but coming out of my subconscious into reality is a painful endeavor that I start with every day. The in-and-out of consciousness experienced with sleeping-in takes its toll. I used to love sleeping-in. I’m guessing he’s sleeping pretty well, having this bombshell off his conscience. 1 point him, 0 for me.

On the other hand, I’ve gotten much closer to my mom through all of this. She is my listener, my body to cry into, my wise adviser. My relationships with my sister and brothers have grown as well. We talk more often and I feel their love everyday. My dad has been able to get angry at him when I wasn’t able to. Dad is there to protect me. My friends have been amazing; their love has shattered every wall and wrapped me with grace. I feel taller and stronger because I have and continue to make it through everyday. I am confident in what I want from life. I was vulnerable to love and conquered it with honesty, respect, and faithfulness. None of this would have happened had I not met him and fallen in love. I guess I have to award a point to everyone who was there for me. That’s 100 points for me. I don’t know about him.

It looks as though the total count is in: 6 points for him and… 101 points for me? Shit. Everyone was right. I guess it is his loss. Or is it possible that we both experienced a loss? Does that mean it’s a tie? I think what I’ve learned is that neither of us won. The loss is real and cannot (and should not) be rushed. The healing process takes time. Time is all I own.

—Anesha ( Whippcream)

Minggu, 08 Mei 2016

untuk sebuah pengabaian....

selamat sore,

sambil menikmati secangkir kopi ditengah keramaian, dan terinspirasilah selembar tulisan yang mengisahkan tentang cinta dan hati yang patah ,

wanita, tak selalu mudah dalam menggambarkan tentang perasaanya kepada seorang pria, bahkan tak sedikit dari mereka yang hanya menyimpannya di dalam hati atau hanya tertuang dalam sebuah puisi.
hingga air mata yang tak henti dalam do'a, bahkan bisikan-bisikan kecil yang terucap saat berpapasan dengan sang pujaan hati,

namun, apabila sang pujaan yang jauh disana, dan jarang sekali bisa bertatap muka, hanya melalui sebuah perantara berbasis teknologi yang bernama media sosial menjadi penyalur di dalam rindu yang tak berkesudahan. membuka celotehan sang pujaan di timeline-nya, atau terkadang hanya melihat-lihat potret dari sang pujaan, apakah itu tersalurkan? tidak ternyata...

setelah sekian lama memendam, hanya berani untuk mencari tahu tentangnya, ia pun beranikan diri untuk mulai membuka pembicaran, dan terkadang semuanya hanya berakhir pada sebuah pengabaian, penolakan, atau pun harapan-harapan manis yang tak pernah ada..
sungguh pedih, saat mengetahui bahwa kita bukanlah yang mereka harapkan, atau yang terpaling pahit adalah ternyata kita hanyalah sebuah permainan untuknya.

air mata terurai hari demi hari, mimpi buruk pun tak henti menghantui, 
patah dalam penolakan atau luka karena sebuah permainan meninggalkan rasa sakit seperti tak akan berkesudahan. selalu meyakinkan diri, bahwa luka ini akan berakhir dan mimpi buruk itu akan segera hilang tapi setelah hari demi hari, hingga bulan demi bulan terlampui rasa sakit tak kunjung hilang bahkan yang terparah kita masih menyebut sebuah nama yang sama dalam setiap pengharapan, dan tiap tetesan air mata dalam doa, yang kadang menjadi pereda rasa sakit itu.

apa yang hendak saya katakan disini, bukanlah sebuah nasehat, namun perumpaan  untuk setiap wanita yang berujuang demi lelaki yang bagaikan dewa di dalam hidupnya,

kalian wanita yang tangguh, 
wanita yang kuat, cerdas dan penuh dengan semangat,
sayang rasanya bilang kekuatan sebesar itu hanya digunakan untuk untuk menangisi seseorang lelaki yang mungkin tidak pantas, dan membuang waktu untuk terus terluka oleh orang yang sama hingga berkali-kali.

Perumpaan bagi seseorang yang jatuh hati, namun terasingkan oleh sebuah pengabaian atau penolakan, atau bahkan hanya menajadi sebuah permainan ialah 
bagaikan sebuah  beling yang menancap pada kaki yang tak sengaja terpijak hingga menimbulkan rasa sakit yang teramat.
dan kadang kita terlalu takut untuk menariknya lepas dari kaki kita, dan menunggu beberapa saat hingga rasa sakit itu sedikit menghilang, hal tersebut membuat kita sulit berjalan dengan sempurna karna kita membiarkan beling itu tetap berdiam disana,

Apakah kita sadar pembiaran itu dapat menyebabkan luka yang lebih fatal dari sebelumnya, bisa saja kaki kita menjadi terinfeksi atau bahkan hal-hal buruk lainnya, hanya karena kita takut melepaskan beling tersebut dari kaki kita.

Namun, apabila kita dengan penuh keberanian untuk sedikit saja mampu melepaskan beling itu meski harus merasakan sakit yang teramat diawal, dan mungkin saja hingga akhirnya harus berdarah-darah asalkan beling itu bisa lepas, dan kita bisa menyembuhkan luka itu secara bertahap hingga akhirnya kaki itu pulih kembali, dan kita bisa berjalan dengan sempurna hingga berlari, rasanya akan jauh lebih baik.

Ada Baiknya kecerdasan dan keberanian yang ada dalam diri, kita gunakan untuk melepaskan lelaki itu, dan kekuatan yang ada, kita gunakan untuk merawat luka itu hingga akhirnya kita sembuh kembali, tak ada guna menyimpan terlalu lama rasa untuk lelaki yang tak mau menerima kita, dan hanya menjadi beling yang menusuk di dalam daging, dan bisa menimbulkan luka yang lebih parah.

selalu dan selalu katakan dalam diri kita saat mimpi buruk itu hadir kembali atau luka itu terasa lagi jangan pernah berhenti mengatakan

" biarlah meski harus dengan menangis terisak, atau merasakan sakit yang teramat namun aku punya tekad untuk melepaskannya, biarlah air mata itu jatuh berkali-kali, dan rasa sakit itu menghujam bertubi-tubi namun aku jadikan semua itu yang terakhir untuk diriku, agar aku bisa pulih dari setiap luka yang timbul karena pengabaian, penolakan dan juga cerita yang hanya mengisahkan sebuah permainan"


Special from WhipCream.....

Jumat, 08 April 2016

Sekilas Terdengar Biasa Tapi Bisa Berbahaya

mengutip dari salah seorang teman,

Cerita 1 :
saudara lelakinya bertanya saat kunjungan seminggu setelah adik perempuannya melahirkan : " hadiah apa yang diberikan suamimu setelah engkau melahirkan ?" " tidak ada" jawab adiknya pendek. saudara lelakinya bertanya lagi, " masa sih? apa engkau tidak berharga disisinya? aku bahkan sering memberi hadiah istriku walau tanpa alasan yang istimewa".

malam itu, setelah suaminya lelah sepulang dari kantor menemukan istrinya merajuk di rumah.keduanya lalu terlibat pertengkaran. sebulan kemudian, antara suami istri itu telah terjadi perceraian.

darimana sumber masalahnya ?
dari kalimat sederhana yang diucapkan saudara laki-laki kepada adik perempuannya.


Cerita 2:
saat arisan seorang ibu bertanya " Rumahmu ini apa tidak terlalu sempit ya, jeng? bukankah anak-anakmu banyak?"

maka, rumah itu yang tadinya terasa lapang, sejak saat itu dirasa sempit oleh penghuninya. ketenangan pun hilang saat keluarga ini mulai membeli rumah besar dengan cara kredit ke bank.

Cerita 3 :
seorang kawan bertanya" berapa gajimu sebulan di toko itu?" ia menjawab " 1.5 juta rupiah" lalu sang kawan menimpali " cuma 1.5 juta?? sedikit sekali ia menghargai keringatmu. apa cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupmu ?"

sejak saat itu ia membenci pekerjaanya. ia lalu meminta kenaikan gaji pada pemilik toko . pemilik toko menolak dan malah mem-PHK nya. kini ia malah tidak berpenghasilan dan pengangguran.

Cerita 4 :
seseorang bertanya pada kakek tua itu, " berapa kali anakmu mengunjungimu dalam sebulan, kek?" si kakek menjawab "sebulan sekali " yang bertanya lalu menambahkan " wah... keterlaluan sekali anak-anakmu, di usia senjamu ini seharusnya mereka mengunjungimu lebih sering"

hati si kakek menjadi sempit padahal tadinya ia amat lapang dan rela terhadap anak-anaknya.ia kini menjadi lebih sering menangis dan ini memperburuk kesehatannya.


Hikmah :
apa sebenarnya keuntungan yang dapat kita dapat dari bertanya seperti pertanyaan-pertanyaan diatas?
karena itu jagalah diri dari mencapuri kehidupan orang lain, mengecilkan dunia mereka. menanamkan rasa tak rela pada yang mereka miliki mengkritisi penghasilan dan keluarga mereka. 
kita hanya akan menjadi agen kerusakan di muka bumi dengan cara ini. bila ada bom yang meledak cobalah instrospeksi diri, bisa jadi kitalah yang menyalahkan sumbunya.
Naudzubillah....

Selasa, 06 Oktober 2015

I am not beautiful, so i choose this....

Ini alasan kenapa gue kadang ( hampirr sering) malas datang ke acara “Gathering”Entah itu Family atau bareng temen2 lama...
Entah kenapa, setiap mereka slalu aja “pusingin eikee” dengan pertanyaan2 yang seperti “ menonjok”  like “ ness mana pacar baru” or “ nyeshh kapan nikah, buru atuhh geus kolot” gue transalate nih “ NESH LO KAPAN NIKAH, BURUAN DONK UDAH TUAAA...” atau semacamm itulah..
Duh,, why those people always killed someone with those questioned?? Gue bener2 ga ngerti.
Nih yah.. buat kalian yg masih single “ TERUTAMA GUEE..!!” dan juga semoga menjadi jawaban yg “cukup tepat” buat yg menanyakan hal tersebut...
Di Era Reformasi saat ini, sangat sulit menemukan LELAKI TERBAIK. Dan hal yang paling menyedihkannya adalah LELAKI TERBAIK itu biasanya PEMILIH, oke setuju?? PEMILIH..
Mereka bakalan milih calon ISTRI yang berkriteria seperti ini “ CANTIK” ohh.. DON’T BE NAIF (buat laki2), or klo itu PEREMPUAN tidak cantik “DIA TAJIR” or, “ DIA JAGO MASAK” ATAU APALAH YANG ADA EMBEL2 DIBELAKANGNYA.. dan “SAYANG SEKALI “ gue ga punya itu “ SEMUA”  LET ME REPEAT “ GUE GA PUNYA ITU SEMUA”
Gue ga “ CANTIK, PINTAR, APALAGII TAJIRRR” huft... ( So sad Right??)
But, gue ga mungkin “ SUICIDE” dengan hal tersebut.. That’s why  i always Prefer with something that will “ IMPROVED ME” seperti “ sekolah lag” ( capee sih) ikut “PELATIHAN INI ITU” (Lebihh CAPEE..) daripada ngejar-ngejar “ LELAKI TERBAIK” dan BEGGING2 MINTA DI KAWININ ( UU bilangnya PERKAWINAN bukan PERNIKAHAN).
So, i hope one day THOSE GREAT MAN will find me because “ GUE BERKUALITASS DAN mereka GA KECEWA KARENA Tampang gue yg PAS2an ( ini ampee nangiss lhoo ngetiknya)
So, untuk kalian yang udah NIKAH dan BERKELUARGA BAHAGIA, i’d REALLY HAPPY FOR YOU TO, because you finnaly find THE RIGHT MAN, ga semua wanita di luar sana bisa “SEBERUNTUNG ITU”
SOMETIMES, they have to PUSH their self INTO SOMETHING THAT MORE PRECIOUS TO GET  A PRECIOUS MAN...
So, if you are single AND still FIGHTING For SOMETHING that you have been DREAMING OFF, you Have to be proud....


Senin, 17 Agustus 2015

and that's the feeling......

Memori itu seperti sebuah film yang terlintas di kepalaku, saat hari dimana aku melihat jelas di depan mataku, kau tersenyum padanya, menatapnya dengan penuh kesungguhan. Kau bisikan padanya “ kamu cantik aku suka senyum mu”, dan dia (temanku ) tersenyum menatapmu yang sedang merayumu.
Aku hanya terpaku menatap ke arahmu, tatapan itu yang pernah kau lemparkan padaku dulu, kakiku rasa tak menyentuh tanah, dadaku bergetar dan penuh sesak, aku tak marah dan tak membenci, tapi air mata itu mengalir begitu saja.
Mungkin kejadian itu sudah berlalu begitu lama, akupun tak mampu menghitung jumlah hari yang telah terlewatkan itu,,
 Tapi jika bayang itu muncul kembali,
Ia mampu mengahancurkan berkali-kali....
  That’s the feeling............

Jumat, 03 April 2015

mencintailah, meskipun tak pantas...


berlarilah, jika memang harus

bertahanlah jika masih mampu

dan mencintailah meskipun tak pantas...

ini adalah hidup yang menelan segala mimpi,

ini adalah cerita yang belum terpikir akhirnya..

kenyataan yang melukai

dan harapan itulah yang memulihkan..


apa yang ku jalani, apa yang ku alami

tak sama denganmu, dia atau mereka..

kita, tiap-tiap jiwa membawa bebannya sendiri..

bahkan, yang harus kau terima adalah

setiap yang bernyawa, pasti terluka..


mungkin tidak untuk saat ini,

atau tidak akan pernah selamanya

tetapi teruslah bertahan,

meskipun kenyataan itu mungkin melukai 

teruslah berharap....

karena harapan itu menguatkan...


dan mencintailah dengan tulus,

meskipun yang kau cintai,

bukanlah seseorang yang pantas

untuk kau miliki......


Rabu, 07 Januari 2015

Dear you, i hope you read this..


i really hope you read this..



rasanya sebentar, kamu hadir dan menemaniku disini..
aku tidak tau dari mana bermula,
dan dimana letak kesalahannya,
hingga akhirnya "kita" menghilang begitu saja,
terpikir memutar kembali, semua yang terjadi
apa salahku, apa yang telah aku berbuat?
hingga akhirnya, kamu yang dulu ingin memulainya
tetiba lenyap entah dimana..
aku yang dulu selalu dan sering mencari
keberadaanmu, akhirnya menjadi ragu memulainya lagi..
entah apa yang ada difikiranmu,
tapi aku selalu percaya bahwa tak seperti ini niatmu,
menyayangiku, untuk melukaiku..


iya aku terluka,
aku terlambat menyadarinya, merasa hebat dengan segalanya
hingga mungkin dirimu pun bosan, dan tak kembali merasa nyaman.


tapi, apa yg ku tulis disini, adalah beberapa hal yang mungkin
tak sempat kuucapkan kepadamu,
saat kita bersama dulu..


aku jatuh hati kepadamu,
diawal kita mulai tertawa, berbicara, dan memulai semuanya
tapi memang aku penuh dengan kegelisahaan,
tak mengerti apa yang harus aku lakukan,
rasa takutku dan khawatirku, yang begitu besar
hingga akhirnya dirimu harus terbeban..


aku selalu rindu, dan ingin selalu ada kamu
tapi, terkadang aku lebih memilih untuk menahan
karena aku tak pernah sanggup dengan penolakan,
aku lemah, hati ini lemah
aku mengerti dimana letak kesalahanku,
yang mungkin akhirnya membuatmu muak dengan segalanya..


aku sayang kamu,
dan seandainya dengan seperti ini bisa membuatmu jauh lebih bahagia
aku takkan mengapa,
sedari awal telah ku katakan, bersamaku hanya akan menimbulkan kelukaan
akan aku tahan semuanya, sampai akhirnya aku juga mampu
menghilangkan semua tentang kita,
semua kisah yang sebentar itu.

aku bahagia, dengan kehadiranmu
terimakasih untuk segalanya,


aku harap,
niatmu yang dulu itu adalah baik untukku,
agar setidaknya aku bisa percaya
bahwa rasa sayangku ini
bisa terbalas, walau sementara....


maaf tak pernah mampu, mengatakan ini kepadamu.
karena kadang mengakui sebuah rasa itu lebih sulit
dibandingkan jatuh terluka....